Minggu, 19 Januari 2014

(1) Mencari Kerja

Batam Centre 2009
Setelah selesai ujian negara dan menyelesaikan tugas-tugas termasuk administrasi hal yang akan dinanti tentu wisuda, banyak teman yang menyebut wis=sudah, ya sudah.

Ujian negara harus kami lalu karena status tempat kami belajar berstatus sekolah / akademi swasta yang terdaftar. Sebenarnya Indek Prestasi Kumulatif (IPK) yang kumiliki sudah cukup untuk wisuda. Namun mengikuti saran dari teman, standar mencari kerja berpatokan pada IPK yang ditentukan dan dari tahun-ketahun akan berubah. Jadi kalau di bawah standar kita sulit "berkompetisi" di bursa kerja.

Awal tahun 1998 bukan hal yang mudah untuk mencari kerja yang sesuai dengan pendidikan dan yang kita minati, apalagi dengan kemampuanku yang pas. Waktu itu sangat akrab dengan istilah Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) juga istilah D2 Duit dan Dekeng (orang yang membacking).

Sebelum ke sana dan ke mari cari kerja aku sangat berminat berkarir di dunia militer. Sekolah Perwira Angkatan Darat, pada waktu itu, lagi-lagi seolah ada tembok yang tebal dan tinggi untuk menembusnya. Akhirnya aku putuskan untuk mengubur "impian" itu dalam-dalam, walau sangat sedih. Waktu itu padahal orang tua sudah menyiapkan dana untuk mewujudkan cita-cita itu namun akhirnya kau dan orang tua tetap pada keputusan untuk tidak melanjutkannya.

Mencari kerja sudah aku mulai sebelum wisuda, aku cari informasinya dari koran lokal setempat, panggilan tes dan wawancara beberapa kali aku lalui namun hasil gagal. Sambil mengisi kekosongan waktu aku bantu-bantu usaha jualan Mama di depan rumah. Usaha dagang Mama sebelum Baba (bapak) pensiun. Keuletan dan hobi Mama tersalur dari usahanya. Donat, kue dan aneka makanan menjadi andalan jalan paginya. Peminatnya juga banyak, Alhamdulillah. Walau sedikit banyak membantu kebutuhan harian, tapi entahlah waktu itu tidak terpikir untuk membuka usaha sendiri, teorinya saja kita sering dengar sebaiknya buka usaha bukan mencari kerja.

Tiap hari memburu lowongan kerja di koran, sampai akhirnya Baba putuskan untuk langganan koran setelah melihat aku terus mencari kerja, rubrik lowongan kerja paling dibaca awal bukan berita atau ramalan zodiak seperti yang dibaca banyak orang. Tawaran seorang saudara untuk kerja di proyek sebagai kuli aku terima saja dengan harapan ada jalan untuk posisi yang lebih baik sambil terus masukkan lamaran di beberapa perusahaan. Proyeknya dapat kontrak 3 sampai 5 tahun ke depan namun aku tidak lama menjalani, yang kuingat  2-3 bulan saja.

Alhamdulillah waktu itu walau secara matari nggak cukup ada banyak pelajaran yang aku dapat, teman dan apa artinya kerjasama tim dalam lingkungan kerja. Tempat kerja yang jauh membuat kami tetap tinggal di barak, 1 minggu sekali baru diizinkan pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar