Senin, 20 Januari 2014

(7) Pindah Kerja, Pindah Kost

Kabar panggilan wawancara di perusahaan konstruksi itu aku dapat dari salah seorang teman kost. Nyaris terlambat karena aku baru datang setelah 2 hari dari panggilan. Aku minta izin di CV tempat kerjaku yang lama dengan alasan ada teman yang sakit.


Bergegas aku menuju kantor perusahaan konstruksi yang ada di Batam Centre. Awalnya bagian personalia sempat mempertanyakan. "Kenapa baru datang sekarang panggilannyakan sudah dua hari yang lalu ?" ucap bagian personalia yang menerima ku. Aku bilang saja waktu itu ada keperluan keluarga. Akhirnya aku di beri kesempatan juga wawancara, dimulai dari pertanyaan-pertanyaan sederhana  saja, aku juga disuruh mengisi formulir yang ada dan dua hari ke depan sudah bisa masuk Aku ada jeda waktu, aku manfaatkan untuk segera bilang bahwa aku mau mengundurkan diri di perusahaan yang lama. Setelah memberi alasan yang dapat diterima akhirnya aku bisa lega dan mempersiapkan diri. 

Subhanallah sebuah skenario Allah yang luar biasa, Allah pasti maha tahu tentang semua ini. Pikirku dalam benak. Aku juga kasih kabar semua kejadian ini sama teman-teman kost. Mereka sangat senang bisa secepat itu dapat tawaran kerja. Sementara di tempat kost ada teman satu kamarku saja sudah tujuh bulan lebih belum ada kabar dan kepastian kerja. Mereka terus mendoakan saja.

Pengalaman baru dimulai, aku harus pindah kerja, dengan suasana baru, teman baru, gaji lebih baru, (he...he...). Hari pertama saat ke lokasi kerja yang terlihat adalah sebuah kerja lapangan yang banyak menggunakan kekuatan tenaga. Tapi ku pikir nggak masalah syukur kepada Allah yang kupanjatkan. Walau sebenarnya tidak sesuai dengan pendidikan.

Saat itu aku kost di Nagoya, Batam, dari jarak sebenarnya tidak jauh untuk ke Batam Centre ke lokasi kerja. Hanya saja tantangannya angkutan umum yang ke sana sangat minim (kalau sekarang sudah banyak). Kalau di kalkulasi waktu terbuang di jalan saat pergi dan pulang kerja, belum lagi kalau pulangnya macet. Jujur sebuah perjuangan yang luar biasa, capek fisik, namun semua terhibur dengan adanya teman-teman yang selalu berbagi, menghibur. Memang kalau pulang kerjanya malam waktu bertemu dengan teman-teman jadi berkurang bahkan tidak sempat lagi. Hanya Minggu waktu istirahat yang panjang, itu juga seringnya untuk cuci-cuci dan bersih-bersih.

Berdiskusi dengan teman, memang lokasi kost kita dan tempat kerja adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Hal itu untuk lebih efektif dan hemat biaya ongkos dan juga waktu. Masukan berharga juga adalah kita mencari tempat kost adalah lokasi yang strategis agar mudah akses terutama saat mencari kerja, informasi serta ada no. telp maklum waktu itu harga HP masih milik orang-orang yang punya dana lebih di atas buruh biasa.

Aku juga mulai berpikir untuk pindah kost berdasarkan beberapa pertimbangan biaya, waktu, dan tenaga. Maka mulailah pencarian tempat kost disekitar Batam Centre. Subhanallah ternyata memang tidak mudah karena saya dan teman menyesuaikan dana, rata-rata yang kami temukan adalah rumah yang dikontrakkan, bukan kamar. Karena tempat kost yang lama sudah dipastikan tidak saya perpanjang maka mau nggak mau harus pindah. Pencarian terus berlanjut. Waku itu di Batam menjamur rumah liar (Ruli), sebagian ada yang disewakan, ada juga yang dihuni sendiri. Harganya relatif terjangkau, namun fasilitasnya memang sangat memprihatinkan. Aku akhirnya sewa juga 1 bulan saja karena aku dan temanku, Pongi tidak betah mau mandi harus jalan dulu mencari lokasi yang kosong. Kalau malam kondisinya gelap, penerangan lampu dengan tenaga genset baru dinyalakan jam 5 sore sampai jam 5 pagi. Memang kami pergi dan pulang kerja tidak keluar ongkos tapi pulang kerja sudah capek ditambah lagi jalan tambah capek.

Malam hari sebelum tidur kami habiskan waktu di luar rumah nongkrong, Sana sini nongkrong (Sansino). Tidak ada kegiatan lain. Ya baru sadar kalau dulu banyak mensia-siakan waktu. Teman-teman di sekitar tempat kami tinggal rata-rata perokok, aku sempat juga kena efeknya, awalnya cuma menghormati namun jadi ikut-ikutan. Itulah kebiasaan buruk yang gak perlu ditiru dan diteruskan. Alhamdulillah aku bisa berhenti secepatnya dibanding teman-teman yang sangat susah lepas dari candu rokok.

Aku akhirnya berniat pindah kost dengan berbagai alasan. Kini kami pilih daerah pinggiran Batam yaitu daerah Bengkong Indah. Nampak lebih baik dari sebelumnya, lingkungannya di tengah-tengah masyarakat yang padat, rata-rata adalah warga Melayu Batam, termasuk pemilik kost yang kami tempati.

Alhamdulillah kami bisa bersosialisasi dengan beberapa orang yang kost di sekitar kami, ada yang sudah berkeluarga ada juga yang belum. Seperjuangan, senasib itu yang kami rasakan. Biasanya kami ada kesempatan bertemu saat libur kerja, Minggu atau libur. Ayun, Kak Mei. Ayun menjemput rezeki dari mengojek, sedangkan Kak Mei kerja di perusahaan elektronik di Kawasan Seraya sedang suaminya mengojek jadi pergi dan pulang dijemput suaminya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar